Memencet tabung
kemasan pasta gigi dari tengah, atau lupa menyiram toilet hanya merupakan
contoh kecil dari berbagai kebiasaan buruk yang dapat memicu pertengkaran pada
pasangan.
![]() |
Kebiasaan buruk dapat memicu perselisihan. |
Selain itu masih ada berbagai macam kebiasaan buruk lain
yang jika dibiarkan akan dapat memicu pertengkaran yang lebih besar, seperti
sering tidak menepati janji, suami tidak mau berbagi tugas rumahtangga, meninggalkan
bekas atau barang dalam keadaan berantakan, tiba-tiba memindahkan channel TV yang
sedang disaksikan, mengkritik di depan orang lain, lebih suka menyibukkan diri
dibandingkan dengan meluangkan waktu untuk pasangan, istri yang terlalu lama berdandan,
memilih pakaian yang salah, dan lain-lain.
Rasa kesal terhadap kebiasaan buruk pasangan biasanya muncul
setelah melewati tahap bulan madu pada awal masa hubungan, saat hubungan antara
kedua belah pihak menjadi semakin dekat, seiring dengan meningkatnya
keterlibatan antara pihak yang satu dengan yang lainnya. Meskipun demikian, ada
juga orang yang bisa menerima seluruh kebiasaan pasangannya, sehingga kebiasaan
tersebut tidak menimbulkan akibat yang fatal bagi hubungan mereka, dan berikut
adalah beberapa langkah yang dapat Anda coba.
·
- Atasi inti permasalahannya. Jika merasa diabaikan oleh pasangan, jelaskan apa yang Anda rasakan kepadanya, dan bukan justru mempersalahkannya karena meletakkan pakaian di mana-mana.
- Bicarakan dengan lembut. Tidak ada gunanya marah-marah atau berteriak-teriak. Yang Anda lakukan hanya akan membuat pasangan menjadi kesal atau tidak suka kepada Anda.
- Selesaikan satu per satu, secara bertahap. Tidak ada kebiasaan yang dapat diubah secara drastis atau dalam seketika. Jadi, berikan kesempatan kepadanya untuk mengubah kebiasaan lama dan bantu dia dalam berusaha menyesuaikan diri dengan kebiasaan barunya.
- Saling memberi dan menerima. Mungkin saja Anda juga memiliki kebiasaan buruk yang membuatnya merasa kesal. Jika Anda tidak menyukai kebiasaan buruk pasangan dan meminta kepadanya untuk mengubah kebiasaan tersebut, berarti Anda juga perlu mengubah kebiasaan buruk Anda.
- Pasti bisa. Jika ada kebiasaan Anda yang membuat pasangan merasa kesal, cobalah untuk memahami hal yang tidak disukai oleh pasangan, kemudian berusahalah untuk mengubahnya, dimulai dari hal-hal kecil yang dapat diubah dengan mudah.
- Hargai usahanya. Berikan pujian atau bentuk penghargaan lain jika pasangan sudah berusaha untuk mengubah kebiasaan buruknya.
- Jika kumat lagi…. Jika pasangan kembali mengulang kebiasaan buruknya, bicarakan masalah tersebut dengan tenang, agar Anda dan pasangan dapat menemukan cara lain yang lebih efektif untuk mengatasinya.
- Cobalah untuk mengerti. Seseorang yang sudah terbiasa hidup sendiri dalam jangka waktu yang lama, dan melakukan segala sesuatu sesuai dengan kebiasaannya, wajar jika dia merasa kesulitan untuk mengubah kebiasaan tersebut. Pertimbangkan hal tersebut dan jangan biarkan hal-hal kecil merusak keindahan hubungan yang Anda jalin bersamanya.
- Obsesi yang berlebihan. Jika Anda atau pasangan menjadi terlalu terobsesi pada sikap atau kebiasaan tertentu, mungkin saja ada masalah yang erat hubungannya dengan emosi yang perlu diselesaikan dan membutuhkan bantuan dari kalangan profesional untuk membantu Anda berdua dalam mengatasinya.
Memang, ada tipe orang yang bersedia menerima pasangannya
apa adanya dengan segala bentuk kelebihan dan kekurangannya, tapi ada juga
orang yang tidak bisa menerima kebiasaan buruk pasangannya. Seberapa besarnya
kemampuan Anda dalam menghadapi kebiasaan buruk pasangan dapat dilihat dari
sikap dan cara yang Anda gunakan untuk menghadapinya.
No comments:
Post a Comment